Keluhan Keluarga Warga Binaan: Makan-Minuman di Rutan Sampang Dinilai Tak Layak


 SAMPANG||– Isu mengenai kualitas makan-minum (mamin) di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas II B Sampang menjadi sorotan publik. Sejumlah keluarga warga binaan menyampaikan keluhan terkait menu yang dinilai kurang memenuhi standar gizi.




“Berasnya kadang apek, lauknya hanya seadanya, bahkan kadang tidak layak,” ujar salah satu keluarga narapidana yang enggan disebutkan namanya, Selasa (2/9/2025).




Sebagaimana diketahui, anggaran mamin bagi warga binaan sudah diatur pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, dengan standar sekitar Rp20.000–25.000 per orang per hari. Dengan jumlah penghuni rutan mencapai ratusan orang, dana yang dialokasikan tentu tidak sedikit.




Namun, berdasarkan pengakuan keluarga, kualitas konsumsi di lapangan belum sesuai harapan. Hal ini menimbulkan pertanyaan publik mengenai efektivitas penggunaan anggaran.




Upaya klarifikasi kepada Kepala Rutan (Karutan) Sampang, Kamesworo, A.Md.IP., S.H., M.H., sempat dilakukan oleh awak media. Namun, jawaban yang diberikan melalui sambungan telepon dinilai tidak kooperatif.




Seorang wartawan menyampaikan kekecewaannya. “Kami menanyakan sesuai kode etik jurnalistik, tapi respons yang kami terima justru tidak sesuai harapan. Kalau memang tidak ada masalah, seharusnya bisa disampaikan data secara terbuka,” ujarnya.




Kalangan pers menilai bahwa sikap pejabat publik sebaiknya transparan ketika dikonfirmasi, mengingat media berperan menyampaikan informasi kepada masyarakat. “Konfirmasi media adalah bagian dari hak publik untuk tahu ke mana anggaran negara digunakan,” ujar salah seorang perwakilan organisasi wartawan di Sampang.




Sejumlah laporan dari Ombudsman maupun LSM sebelumnya juga pernah menyoroti permasalahan serupa di beberapa rutan dan lapas di Indonesia, yakni dugaan ketidaksesuaian antara anggaran dengan kualitas makanan yang diterima warga binaan.




Hingga berita ini diturunkan, pihak Rutan Sampang belum memberikan keterangan resmi mengenai mekanisme pengadaan dan standar kualitas konsumsi bagi warga binaan. Publik kini menantikan transparansi dan penjelasan yang lebih jelas terkait penggunaan anggaran tersebut.




Wir

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama