La Ode Abdul Sofyan : Pentingnya Pengkaderan Para Pengawas Pemilu


Kendari, Sulawesi Tenggara - Selama saya menjadi Staf Bawaslu Kabupaten Wakatobi ada agenda kegiatan 
Sekolah Kader Pengawas Partisipatif (SKPP) yang diselenggarakan oleh Badan Pengawas Pemilihan umum Kabupaten Wakatobi, agenda yang padat dan kaya akan 
ilmu. 

La Ode Abdul Sofyan menjelaskan bahwa Kegiatan Sekolah Kader Pengawas Partisipatif (SKKP) sarat akan inspirasi 
bukan hanya memberikan pengetahuan betapa pentingnya menjalankan fungsi kita 
sebagai masyarakat, khususnya pemuda juga mengambil bagian dalam proses 
demokratisasi di Indonesia ini bekerja ke arah yang lebih terbuka, lebih berkeadilan 
sehingga outputnya kedepan adalah hadirnya pemilihan umum yang bukan hanya 
Luber dan Jurdil, namun juga melibatkan partisipasi publik menjadi bagian dalam 
mengawasi berjalannya Pemilu ini lebih baik kedepannya. 

Selain lembaga Bawaslu 
yang semakin diperkuat, kini Bawaslu juga memastikan peran serta dan ruang 
masyarakat untu bersama–sama mengawasi proses pemilihan umum semakin 
terbuka, salah satunya dengan kaderisasi pengawas partisipatif ini.

Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Wakatobi telah sukses menghadirkan 
Sekolah Kader Pengawas Partisipatif, banyak kesan dan pesan serta pengalaman 
yang didapatkan dalam forum tersebut untuk para peserta, bukan hanya 
diperkenalkan pembangunan karakte kepemimpinan, sikap kesukarelawanan 
peserta serta diperkaya dengan materi team building dan pemahaman komprehensif 
mengenai konstitusi dan demokrasi, system pengawasan pemilu di Indonesia dan 
penegakan hukum pemilu yang dikemas semenarik mungkin guna membuat 
suasana menyenangkan sehingga transformasi nilai menjadi lebih cepat dan 
diharapkan efektif. 

Mengkader para pengawas pemilu sangat penting, bukan hanya 
untuk Badan Pengawas PemilihanUmum, namun juga memberikan pemahaman 
kepada lebih banyak pihak dalam hal ini masyarakat. 

Mentransformasi tentang 
besarnya peran masyarakat saat ini yang turut serta mengawasi pemilu, baik dalam 
tahapan kampanye, masa tenang dan hari H pemilihan. 

Dalam hal ini tentunya 
aktivitas yang dapat dilakukan paska mengikuti Sekolah Kader Pengawas Partisipasi 
bagi peserta adalah menjadi penyuluh bagaimana system pengawasan itu sendiri 
ditengah-tengah masyarakat untuk dapat bersama sama menjaga kualitas 
demokrasi kita dengan turut melakukan pencegahan dini terhadap pelanggaran

Tentunya dengan harapan menjaga diri dan orang terdekat untuk tidak merusak 
proses pemilu sendiri dan juga mengawasi dan melaporkan pelanggaran tersebut.

Sehingga, Sekolah Kader Pengawas Partisipatif dapat benar-benar menjadi wadah 
pengembangan kompetensi meliputi manajerial sosio-kultural dan teknis serta 
bertalenta tinggi. 

Banyaknya minat kaum milenial dan kaum muda yang mengikuti 
sekolah ini, memberikan secercah harapan bahwa impian kita bersama semakin 
nyata dan positif menatap kualitas pemilihan umum di Indonesia. 

Bukan hanya 
sebagai Negara demokrasi terbesar di dunia juga sebagai Negara multi etnis, kultural 
yang menjadi contoh nyata bagaimana Pemilihan Umum dapat terlaksana dengan 
lebih berkuaitas melalui peran serta aktif masyarakat. 

Kata Ld. Abdul Sofyan bahwa Sebagaimana kita ketahui 
Indonesia mengalami bonus demografi dengan jumlah pemuda yang semakin 
banyak dalam kurun waktu 2024 hingga 2028. 

Masih Sofyan, Situasi ini adalah peluang 
bagaimana Milenial dapat berperan serta mewujudkan pemilu yang berkeadilan, 
bukankah pemuda selalu menjadi penggerak perubahan dan pemimpin masa 
depan. 

Oleh karenanya, dengan lahirnya Sekolah Kader Pengawas Partisipatif
 makan semakin aktif yang akan melakukan kampanye positif untuk pemilu berkeadilan.
Tim/Red

1 Komentar

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama