HALMAHERA SELATAN Koranmerahputihnews.com – Sebuah karya seni penuh makna kembali hadir dari Tanah Bacan. Melalui tangan-tangan kreatif anak-anak pribumi Halmahera Selatan, Wastra Batik Bumi Saruma resmi ditampilkan sebagai simbol keindahan budaya dan kelestarian alam di ajang promosi seni dan ekonomi kreatif tingkat nasional.
Batik ini lahir dari semangat pelestarian budaya lokal dan kebanggaan terhadap kekayaan alam Bacan yang memukau. Dengan sentuhan khas dan filosofi mendalam, Batik Bumi Saruma menampilkan corak yang menggambarkan hutan tropis, pesisir, laut, dan kehidupan masyarakat Halmahera Selatan yang harmonis dengan alamnya.
---
🧵 Kronologi Lahirnya Batik Bumi Saruma
1. Inisiatif Awal (2022–2023)
Ide untuk melahirkan wastra khas Bacan muncul dari komunitas perajin dan pegiat budaya lokal di Halmahera Selatan. Mereka bersepakat untuk menciptakan identitas batik yang tidak hanya indah, tetapi juga menceritakan nilai-nilai luhur “Saruma” — singkatan dari Satu Rumah, filosofi persatuan yang menjadi ruh masyarakat Bacan.
2. Proses Riset dan Motif (Awal 2024)
Para perajin muda melakukan riset lapangan di berbagai kecamatan, menggali makna simbolik dari flora dan fauna endemik seperti burung bidadari, daun sagu, dan pola ombak laut Bacan. Setiap motif yang tercipta membawa pesan tentang pelestarian lingkungan dan kebanggaan atas alam Halmahera Selatan.
3. Produksi dan Pelatihan (Pertengahan 2024)
Dinas terkait bersama komunitas UMKM lokal mengadakan pelatihan batik tulis dan cap bagi generasi muda di Bacan. Dalam proses ini, anak-anak muda terlibat langsung dalam pembuatan, pewarnaan alami, hingga perancangan pola tradisional modern.
4. Peluncuran Resmi (2025)
Pada tahun 2025, Wastra Batik Bumi Saruma mulai diperkenalkan ke publik melalui pameran daerah dan puncaknya ditampilkan dalam Ajang Promosi Ekonomi Kreatif dan Wastra Nusantara. Dalam kesempatan itu, Halmahera Selatan membawa pesan besar:
> “Kami persembahkan Batik Bacan Halmahera Selatan untuk dunia, dari Negeri Indonesia.”
---
🌺 Makna dan Filosofi Batik Bumi Saruma
Setiap lembar wastra menggambarkan:
Motif Laut Bacan – simbol keteguhan dan kejernihan hati.
Motif Daun Sagu dan Pala – lambang kesejahteraan dan hasil bumi.
Motif Burung Bidadari dan Ombak – lambang keindahan alam dan semangat kebebasan masyarakat pesisir.
Batik ini bukan sekadar pakaian, tetapi juga bahasa visual yang menceritakan kisah panjang budaya, alam, dan manusia Halmahera Selatan.
---
🌏 Harapan dan Cita untuk Dunia
Melalui Wastra Bumi Saruma, masyarakat Halmahera Selatan ingin memperkenalkan Bacan sebagai pusat kreativitas baru di Indonesia Timur. Batik ini diharapkan menjadi bagian dari diplomasi budaya Indonesia — memperkenalkan keindahan lokal ke kancah nasional bahkan internasional.
> “Dari Bumi Saruma, kami membawa pesan cinta budaya dan alam untuk dunia,” ujar salah satu perajin muda saat pameran berlangsung.
Batik Bumi Saruma kini menjadi kebanggaan baru masyarakat Bacan — bukti bahwa kreativitas anak daerah mampu menghadirkan karya berkelas dunia tanpa meninggalkan akar tradisi dan nilai-nilai
Posting Komentar