JURNALINTI 27 com
Aksi Unjuk rasa tersebut sebagai bentuk penolakan Terhadap Pemberian Gelar pahlawan terhadap mantan presiden Soeharto, dan Meminta Mengusut Tuntas Pelaku Penculikan dan Pelanggaran HAM 1998.
Oshi Ekayama Selaku Ketua Umum SIMPUL PERGERAKAN MAHASISWA DAN PEMUDA (SPMP) Menuturkan Bahwa Aksi Unjuk Rasa tersebut sebagai Alarm Pengingat Publik Untuk tidak melupakan Cita-Cita Reformasi.
Oshi Ekayama Menegaskan bahwa kami dari Mahasiswa dan Pemuda yang tergabung dalam Lembaga SPMP Menolak keras Wacana Pemerintah memberika Gelar pahlawan kepada Soeharto dan Penculikan Aktivis dan penghilangan Aktivis pada Tahun 1997-1998:
Herman Hendrawan
Bima Petrus Anugrah
Suyat
Wiji Thukul
Dan pembunuhan terhadap Leonardus Gilang
Deddy Hamdun
dan beberapa yang lainnya
Pemerintahan Soeharto justru menimbulkan berbagai kerusakan dan menjauhkan masyarakat dari keadilan sosial karena sangay jelas Kepimimpinan Rezim Soeharto sangat Diktator.
Usulan Soeharto menjadi pahlawan nasional mencederai amanat reformasi yang memandatkan penuntasan kasus pelanggaran HAM berat yang terjadi selama 32 tahun Soeharto memimpin dengan tangan besi. Keluarga korban pelanggaran HAM berat masa lalu hingga hari ini masih mendambakan keadilan yang tak kunjung datang. Oleh karena itu, usulan tersebut harus ditolak jika negara masih memiliki komitmen terhadap penuntasan pelanggaran HAM berat masa lalu.






Posting Komentar